Langsung ke konten utama

Melihat Ke Bawah dan Ke Belakang

"K-Pop Girl bilang nggak ada," Purple berusaha meyakinkan aku sekali lagi.
 "Ada," tukasku cepat-cepat.

Lalu kami saling berpandangan dan tahulah aku sekarang kondisi sebenarnya.
 

"Seharusnya K-Pop Girl janjian sama aku dulu ya kalau mau bohong sama kamu," sepertiga melongo sepertiga tersenyum sepertiga lagi menghibur.
"Aku nggak ngerti mengapa dia nggak mau nolong untuk hal yang kecil seperti ini. "
"Aku juga nggak ngerti. Menguatirkan persaingan, mungkin? Atau dia sudah merasakan persaingan?"
"Trigger-nya bukan dari aku."
"Juga bukan dari aku."
"Kita nggak boleh pelit dengan ilmu."
"Betul."
"Trus mengapa dia begitu ya?"
"Mana aku tahu?"
"Jadi teori mengutamakan kerja tim itu teori doang ya?"
"Iya."

Kembali aku dan Purple menghabiskan makanan yang ada di hadapan kami masing-masing. Kami berdua termasuk golongan orang yang nggak ngerti salah kami apa kalau nggak dikasih tahu. Yang sama-sama bingung kalau tiba-tiba didiskriminasi tanpa transparansi. Tapi aku lebih bingung karena orang yang sedang dipergunjingkan sikapnya manis banget denganku. Kok aku jadi ngeri.

"Aku harus berhati-hati," kali ini nggak cuma ngomong dengan Purple tapi juga dengan diri sendiri.

K-Pop lupa bahwa dulunya dia itu nggak bisa apa-apa, "tidak melihat ke bawah dan ke belakang", tapi..

"Purple, aku tahu mengapa K-Pop ngefans banget dengan Miss V"
"Oh ya?"
"Karena Miss V dulu yang mengajarinya sistem SSH."
"Ooooohhhh."
"Asas balas budi," kali ini kami berbicara seperti koor.  

Komentar