Langsung ke konten utama

I Screw Up Everything

Sebagai salah satu penganut zero defect, kalau merepotkan orang banyak dengan membuat kesalahan dengan fatal dan berbekas, tentunya saya harus menghukum diri sendiri. Meskipun superior tidak memberikan punishment yang cukup berarti. It's ok, it's my responsibility. Salah satu cara membangun mentalitas yang sehat adalah berani bertanggung jawab ketika membuat kesalahan, dan bukan melemparkannya (seperti seseorang itu ...ehm).

Saya harus berpikir keras bagaimana mengatasi keteledoran yang sering lahir dari tangan saya? mungkin karena beberapa hal berikut ini:
  1. Tidak berpikir dengan tuntas. Saya tidak mampu memaparkannya, tapi kurang lebih seperti itu. Saya harus lebih keras memanggil ide2.
  2. Terlalu berorientasi pada kecepatan menyelesaikan tugas
  3. Kurang kritis, atau cerewet mencari kemungkinan kesalahan
  4. Terlalu emosional (itu sebabnya seseorang masih mencap saya labil, kan)
  5. Terlalu yakin pasti benar atau yakin bahwa cara yang saya lakukan pasti berguna bagi orang lain.
  6. Terlalu ingin mandiri
  7. Lack of knowledge.
  8. Kurang mawas diri (seperti kata Ibu itu, hiks.)
  9. Ga fokus.
Teman baik saya bilang, "Kamu jangan terlalu sadis pada diri sendiri dong." Ah mendingan saya sadis pada diri sendiri daripada membiarkan orang lain sadis pada diri saya. Dengan menyadari kesalahan, seseorang tahu ada sesuatu yang harus diperbaiki. Tapi memang tidak perlu jatuh dari lantai yang tinggi untuk merasakan sakit, hiks...
Saya malah berpikir apa sebenarnya yang mau mereka sampaikan ketika dalam seminggu ini ada 4 (empat) orang yang bilang, "Kasihan deh kamu Ing..." Kasihan kenapa dear friends? Tell me?! Ada apa di balik kata2mu?

Komentar