Langsung ke konten utama

Humor Itu Indah (2)

Arti Humor

Humor berasal dari bahasa Latin, umor artinya cairan. Orang Yunani kuno menganggap suasana hati ditentukan oleh 4 macam cairan: darah (sanguis), dahak (phlegm), empedu kuning (choler) dan empedu hitam (melancholy).



Humor Menurut Sigmund Freud
Berdasarkan motivasi penyampaian humor, Sigmund Freud membagi humor menjadi: comic, humor dan wit-comic. Comic adalah lelucon tanpa motivasi, hanya mengandalkan teknik melucu saja. Contoh: Bagaimana memasukkan 6 gajah ke dalam VW? Taruh saja 3 kursi di depan dan 3 kursi di belakang. Humor: Lelucon dengan motivasi, menggoda atau menertawakan orang lain. Sedangkan Wit: sama dengan humor tapi lebih intelek perlu kecepatan berpikir untuk menangkap kelucuannya.



Media Humor
Media humor tidak saja dalam pementasan/ parodi/ lawak, tapi bisa ditemui dalam tulisan bahkan lukisan. Bahkan humor telah dijadikan salah satu jenis terapi yang dapat menyembuhkan pasien, simak true story movie "Patch Adams".


Obyek Humor

Kalau kita simak lawak pementasan mulai dari kesenian tradisional sampai parodi yang muncul belakangan ini di televisi, sedikit banyak obyek humor ditampilkan sebagai tokoh yang inferior: semakin malang, bodoh atau buruknya rupa seseorang semakin layaklah ia menjadi obyek humor. Seperti saat kanak2 saya sangat menggemari film silat, di mana jagoannya selalu bilang "Yang tertawa terakhir dialah yang menang", saya pikir humor yang baik tidaklah untuk mengalahkan atau menindas seseorang. Humor yang baik selalu menyampaikan pesan yang baik. Seperti kata Bung Isma, humor yang baik itu humor yang jujur dan mampu membuat orang lain berpikir.


Selera Humor

Slapstick humor itu physical humor yang menitikberatkan pada apresiasi kondisi atau perlakuan fisik. Seperti film seri Tom and Jerry dan acara Empat Mata. Dry humor itu sarkastik. Sementara Dark humor mencari humor atau sesuatu yang lucu di dalam situasi yang sebenernya tidak lucu. Lucu atau tidaknya tergantung kondisi masing-masing orang dalam menilai humor itu sendiri. Tertawa itu spontanitas.

(The End)

Komentar