Ditunggu-tunggu yang disuruh tidak datang juga. Setelah menunggu hampir 45 menit, OB kantor kami datang membawa pesanan makan siang, 2 bungkus ketoprak. "Jok, lu belinya di mana, Jok? Di Ujung Kulon ya?" "Bukan begitu, Mbak. Tadi yang jualan nggak njualin. Saya tunggu-tunggu nggak tahu ke mana orangnya. Akhirnya saya bikin sendiri ketopraknya, tauk rasanya enak apa nggak, duitnya langsung saya tinggal di bawah piring bersih." "Buset, ketopraknya banyak banget, Jok" "Ya udahlah makan aja." "Segini dapet -5000?" "Kalau Joko yang beli ya dapet." Di lain hari, Joko pulang dengan cengar cengir, "Sialan, beli sayur aja diikutin orang." "Kenapa Jok?" "Iya, ada Mas-mas, ikutin saya dari belakang. Begitu udah mau nyebrang, baru deh dia tanya. 'Mas, kapan-kapan kalau beli sayur sama Mas-nya aja ya.' 'Kenapa emang?' 'Iya... Kok kita belinya sama, banyaknya sama, tapi saya bayar 5000 Mas-nya ba...
We are on a journey but sometimes seem to have lost our way and we need a bridge. To have fragile or strong bridge depending on the man effort to maintain it. Not patronizing. Not a personal indulgence. Not disrupt the private and the public. Take the universal values that can be owned.