"Mungkin Mbak pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan waktu kecil sehingga terlalu keras pada diri sendiri." Aku menyeruput kopi es krim dengan suara keras agar kawan di seberangku melihat ketidaksenanganku atas pendapatnya. "Laki-laki itu tetaplah harus jadi tulang punggung, harus dia yang menafkahi keluarga, harus dia yang uangnya lebih banyak." "Tidak semua perempuan seberuntung itu dan tidak semua perempuan seberuntung wanita yang independen," tiba-tiba aku ingin membekap mulutku sendiri. "Mungkin mereka salah memilih," kawanku menatapku tajam. 'Tuh kan aku sudah duga dia akan bilang begitu,' aku berkata dalam hati. "Bagaimana dengan seorang wanita yang menikah dengan pria lulusan SD, kisah nyata 1983, kubaca di majalah Kartini," aku mencoba membelokkan pendapat dia dan meringis, teringat tanteku mencubit lenganku ketika mendapati aku membaca majalah wanita dewasa. "Mungkin sebenarnya dia tidak bahagia,...
We are on a journey but sometimes seem to have lost our way and we need a bridge. To have fragile or strong bridge depending on the man effort to maintain it. Not patronizing. Not a personal indulgence. Not disrupt the private and the public. Take the universal values that can be owned.