"Rini, kalian hanya tinggal berdua di Pondok Petir?" Blacky temanku bertanya, penasaran sekali dia. " "Ah tidak, aku hanya berdua dengan si 'Mbak' yang di pohon rambutan." "Haduh, berdua yang kau hitung harusnya kau dan suami, dong," Blacky membantah, mukanya tegang dan serius. "Hahaha, dia ada di Palu," kataku sambil tertawa karena merasa lucu. Sebenarnya tidak lucu. Aku pernah merasa ketakutan luar biasa ketika seorang tukang ojek sibuk melihat-lihat ke atas dan bilang, "Tante, pohon ini harus dipasangi paku." "Mengapa? Ada yang tinggal di atas situ, ya?" aku ikut-ikutan melihat ke bagian puncak pohon rambutan. "Iya, Tante, tadi saya tanya 'apa yang kamu lakukan di atas pohon?.' Begitu, Tante." Aku tidak menanggapi dia dengan diam saja. Aku tidak suka dengan orang yang sombong dengan kemampuannya. Dalam hati aku bilang padanya: 'Saya tidak akan pasang paku, Mas. Biar saja dia ada di atas po...
We are on a journey but sometimes seem to have lost our way and we need a bridge. To have fragile or strong bridge depending on the man effort to maintain it. Not patronizing. Not a personal indulgence. Not disrupt the private and the public. Take the universal values that can be owned.