Langsung ke konten utama

Balada Pembuktian Terbalik


Sehabis nonton "Papi Mami dan Tukang Kebun" karya Jujur Prananto di SCTV, membuatku teringat kejadian lucu (atau menyedihkan) sewaktu SMP. Flash back...

Dalam sebulan terakhir sekolahku SMP Kotak-kotak dihebohkan dengan kejadian pencurian uang. Modus operandinya adalah "mengambil uang diam-diam ketika pemilik-tas yang ditaruh di depan Tata Usaha-lengah."

Suatu hari, Guru Agama di kelasku membuat pengumuman pada seluruh anak kelas II (mulai dari momen ini aku merasa ada yang salah) : Siapakah yang mau jadi Detektif menyelidiki kasus ini?

Berhubung tidak ada yang tunjuk tangan, karena kasihan (serius) pada Pak Guru, sekaligus penasaran, si A menunjuk jari, aku lupa apakah cuma dia atau ada teman lainnya yang ikut terlibat jadi detektif. Padahal ini pengetahuan yang penting,ya?

Nahhhh... Guru Agama dan Detektif sukarela mengadakan rapat rahasia, maksudnya bahwa mereka tidak lagi mengumumkan ke angkatan kelas II di mana dan kapan mengadakan rapat.

Operasi intelijennya sebagai berikut:
Satu tas yang bagus, kira-kira mirip punya orang kaya diletakkan di depan TU. Lalu si A pura-pura wara wiri depan TU, diusahakan tidak mencolok. Dugaan mereka operasi pencurian ini selalu terjadi tiap pulang sekolah.

Sudah empat kali si A bertugas, dan di waktu yang berbeda, bukan tiap- hari Senin, Selasa atau Sabtu, dan Tas Umpan juga beda-beda. Tapi sungguh, tiap kali sekolah sepi, uang yang ada di dalam tas: UTUH.

Dan yang menyesakkan dada, kejadian pencurian berulang ketika si A tidak bertugas, hiks...

Nah kawan-kawan, silakan mencermati. Apa yang kiranya lolos dari perhatian kami waktu itu?

Dugaan Pertama:
Aku sendiri membayangkan seperti film kartun. Ketika Guru Agama mengumumkan itu, si Pencuri ikut mendengar, juga mencatat dalam hati siapa saja yang menjadi Detektif karbitan. Laluuuu, ketika dia melihat detektif itu bertugas, tentu saja dia tidak menjalankan aksinya. Bahkan mungkin dia ketawa-ketawa di balik punggung detektif. Dan yang lebih menyakitkan: maling itu tidak pernah tertangkap! Huaaaaa...

Dugaan B:
Alibi si A? Nggak tahu, :( nggak pernah kasih tahu, tidak ada yang tanya... dan Pak Guru juga tidak tanya. Jangan-jangan malingnya adalah A?

Kalau bukan A, bagaimana A membuktikan bahwa bukan dia pencurinya?

Tq buat yang udah baca. ;)

Salam,
Redi

Komentar

Retty mengatakan…
Kiraain ngomongin Gayus...hehehe...
Aku punya kisah mirip dengan ceritamu ini tapi dengan detektif yang berhasil dan kisah masa depan yang mengharukan dan menguatkan. Sayang aku harus tanya dulu apa boleh aku berbagi walau tanpa menyebut nama.
Rediningrum Setyarini mengatakan…
Haloooo Kak Retty. Too complicated kalo ngomongin Gayus: kebanyakan intrik politiknya. Wah boleh juga itu diceritakan. Thank you for coming.