Langsung ke konten utama

Keperawanan dan Kemurnian

On June 25, 2010, in General, Sharing, by Felicia Sidharta

by: Redi

Mzm. 119:176
Aku sesat seperti domba yang hilang, carilah hamba-Mu ini, sebab perintah-perintah-Mu tidak kulupakan.

Saya mengingat suatu memori saat saya masih kelas 4 SD, di komunitas Putra Altar di tempat saya tumbuh, heboh akan berita pencurian. Kami sibuk mencari siapa di antara teman-teman Putra Altar yang kiranya menjadi pelaku pencurian yang korbannya teman-teman satu komunitas itu. Kejadiannya sudah berkali-kali. Akhirnya ditemuilah satu tersangka, meskipun belum tertangkap basah juga waktu itu.

Dalam rapat pleno, karena waktu itu ada penggabungan kepengurusan dengan koor anak-anak yang notabene perempuan semua, saya ikut di sana. Mayoritas anggota rapat menuntut agar teman kami yang sering mencuri ini supaya dikeluarkan dari organisasi. Frater pembimbing pada waktu itu melarang, hanya dia yang melarang agar kami tidak membuat teman kami ini makin terpuruk. Dia bilang, seperti Yesus yang mencari domba yang hilang, kita pun perlu membantu teman yang sesat ini untuk pulih.

Memori yang sudah tertimbun tersebut kembali muncul ke permukaan beberapa waktu lalu. Saat itu saya mengajak seorang teman, yang saat ini sudah janda beranak satu berusia 26 tahun untuk mengikuti serangkaian acara True Love Celebration. Tapi dia bilang, “Nggak ah Red, aku udah nggak murni lagi, aku udah nggak virgin.”

Apakah kemurnian itu identik dengan virginitas? Apakah yang harus kukatakan soal virginitas dan kemurnian pada temanku itu? Bukankah kemurnian itu suatu usaha hidup baru?

Komentar