Langsung ke konten utama

Ada Apa Sih?


2010/6/11 rediningrum setyarini

Pax Christe,

Terima kasih Mas Budi dan Romo, atas blast email yang setia. Sebenarnya saya ini naif dan sebagai murid tidak cukup mampu berpikir mandiri. Kalau saya menelusuri kerangka tulisan ini dan mengandai-andai apa yang terjadi di masa mukjizat luar biasa perjanjian baru itu, mungkin saya ada di posisi orang yang tidak mampu melihat tanda-tanda, karena masih larut dengan kesedihan akan unhappy ending story...:D.

Kalau yang baik harus menang dan yang jahat harus kalah, kapan kasus KPK, Century akan menunjukkannya suatu saat nanti dan nggak berlarut-larut sampai sekarang? Sementara banyak penonton yang menunggu-nunggu kelanjutan kisahnya dan beberapa lainnya sibuk berkomentar. Kalau saya pribadi memilih untuk berusaha tetap jejeg, tidak tergiring pemikirannya ke sana ke mari, dengan meyakini apa yang akurat saja...kasat mata, meskipun bukan untuk skala menilai mana yang benar salah dan kalah menang.

Kalau dulu pemimpin tirani itu sebenarnya penakut, saya kira sampai sekarang masih, tepatnya takut kehilangan kekuasaan. Itu yang dipahami manusia saya kira sejak ada yang bilang, "Jika Engkau Raja Yahudi, bebaskan diriMu dari salib." Tapi tentu Dia tidak mau karena tujuanNya memang bukan mau menunjukkan kekuasaan. Mau memberi diri yang satu itu untuk semua orang, siapa yang sanggup meniru?

Saya mendapat info lewat sebuah milis tetangga soal ini http://www.boston. com/ae/books/ articles/ 2010/06/06/ the_internet_ ate_my_brain/ bahwa kemampuan pikir seseorang berkurang karena internet. Lalu saya ingat wawancara di sebuah stasiun televisi yang mempertanyakan: siapakah yang harus disalahkan kalau ada video porno yang beredar. Cuma tehnologi yang bisa membuktikan salah dan benar? Jangan-jangan kerangka logis seseorang jadi kebolak-balik, lalu tidak ada orang yang bisa dipersalahkan, tidak ada orang yang menang. Tapi seperti di jaman itu orang mengunci pintu rumah rapat-rapat, banyak orang di masa sekarang yang sibuk menyelamatkan diri.

Mohon maaf kalau kerangka pikir saya kacau-beliau, udah lama nggak nulis-nulis...

Salam,
Inge


--- On Fri, 6/11/10, budipru wrote

From: budipru
Subject: [edisi][5] YERUSALEM – EMMAUS PULANG PERGI (5)
To: ....@googlegroups.com
Date: Friday, June 11, 2010, 1:42 AM

YERUSALEM – EMMAUS PULANG PERGI (5)

J. Adi Wardaya SJ



adegan empat : APA SIH YANG TERJADI

Tadi telah kita lihat kejadian-kejadian sebelum Paskah, lalu apa yang terjadi sekitar Paskah dan pengalaman kedua murid yang pulang ke Emaus. Sesuai dengan judul, kita akan mencermati peristiwa Emaus. Yah, sedikit agak rinci.

Yang dipercakapkan kedua murid Emaus dalam perjalanan mereka mudik itu, kurang lebih begini : apa sih yang sebenarnya terjadi ? Mereka membicarakan peristiwa atau kejadian yang baru saja terjadi. Jadi bukan soal teori. Mereka berbincang-bincang tentang pengalaman yang benar-benar mereka alami, bukan kerangka pikir yang berbelit-belit. Mereka menyaksikan apa yang dilakukan oleh pimpinan mereka. Tapi mereka belum menemukan kuncinya : bagaimana menghubungkan pembebasan orang kecil dengan penyalibanNya. Yang baik kan harus menang. Harus muncul sebagai pahlawan. Disanjung. Tapi justru Jesus mengalami sebaliknya. ia mati mengerikan. Kalau begini, siapa lagi yang akan berani membela rakyat kecil ?

Tidak hanya itu. Mereka ketakutan setengah mati. Jangan-jangan hal yang sama menimpa diri me-reka. Yang paling aman : bersembunyi. Mengundurkan diri. Pura-pura tak tahu. Pintu rumah dikunci saja, selalu ada yang ditugaskan menjaga. Harus hati-hati bicara dengan orang lain. Soalnya begini : kalau pemerintah Romawi berhasil menyingkirkan pemimpin gerakan, nampaknya takkan berhenti di situ. Lanjutnya jelas. Semua pengikut, anak-isteri, sanak-saudara bahkan kenalan harus dibabat habis. Semua yang berbau Gerakan Pengacau Keamanan (menurut versi penguasa) harus dihabisi. Jika pemimpinnya sudah, yang lain gampang.

Pemerintah tirani sebenarnya penakut. Takkan berani ambil resiko. Hukum Romawi, pasal tentang gerakan terlarang hanya tertulis : Basmi sampai habis ! Hanya itu, tanpa kompromi. Hukum ini paling digemari penjajah atau pemerintah yang represif. Sudah sejak dulu. alasannya, kalau masih ada sisa sedikit saja, maka anak atau cucunya akan mendirikan kelompok bawah tanah. Maka yang ingin coba-coba sudah disediakan cap : bekas anggota gerakan terlarang. Dengan teror dan intimidasi itu semua mudah diatur.

Susahnya, Jesus pernah bilang begini : Tiap orang yang mau mengikuti Aku harus memikul salib. Sebenarnya tak terlalu jelas maksudnya. Ikut memanggul salib sih biasa-biasa saja. Tapi akhirnya kan harus menang, bukan mati. Lebih lagi mati sebagai penjahat. Subversif. Berkorban untuk orang lain tak masalah, tapi kan juga harus mikir diri sendiri. Ambil resiko sih harus, tapi kan harus pula diperhitungkan. Kalau sampai terjadi seperti yang dialami Jesus, rasanya kok aneh.

Usaha mereka menemukan jawaban, gagal. Kendati demikian, mereka masih menggambarkan : Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel (Lk. 24:21). Tapi pembebasan ini menurut mereka berarti : bebas dari penjajahan Romawi. Padahal sejarah tak pernah lupa mencatat bahwa gerakan pembebasan dilindas dengan cepat. Perlawanan terhadap Romawi sia-sia saja. Ya pasukannya, ya persenjataannya. Pokoknya dalam segala hal pasukan Romawi di atas mereka. Apa yang mereka harapkan daripadaNya? Mereka toh tahu Jesus bukan panglima perang. Lalu pembebasan yang bagaimana ?

Mereka itu dikatakan tahu, ya tahu. Dikatakan tidak tahu, nyatanya tak mampu memahami kejadian-kejadian itu. Sebenarnya tanda-tanda tersedia. Hanya mereka saja yang keliru membaca tanda-tanda itu. Jesus mengkritik orang yang dapat membaca dan meramal cuaca tapi tak sanggup membaca tanda-tanda jaman. Rasanya ada sesuatu yang hilang hingga mereka tak dapat atau keliru membaca tanda-tanda jaman. Tanda-tanda selalu tersedia dalam masyarakat. Mungkin kita baca dan mengerti. Mungkin kita keliru membacanya. Mungkin kita tak bisa membaca tanda-tanda itu. Mungkin kita tak mau membaca. Bisa jadi begitu.

Untuk membantu Sharing : Menurut teman-teman, apakah tanda-tanda jaman yang mencolok dalam masyarakat kita dewasa ini ? Bagaimana anda membaca tanda-tanda jaman itu?-- EDISI - E-stuDI dan reflekSI

Foto: Diambil dari blog Desainary di sini.

Komentar