Yang Kemarin Gue Belum Bayar!
Waktu Iril, tukang koran/majalah langganan orang2 kantor mendatangi meja kerjaku, asli, nggak bisa deh gw nahan tawa. Karena pasalnya, dia selalu mengkondisikan supaya gw beli majalahnya. Modusnya: ditaruhnya majalah wanita di depanku, nggak peduli gw lagi pegang dokumen apa, jadinya tertariklah mata yg suntuk ini sama gambar2 di majalah yg penuh dengan pernak-pernik wanita: fashion, resep, tips2, dll. Metode ini dia pake pada setiap staf di kantorku. Cengirannya menjamin kita untuk jadi budak hutang, "Bayar besok nggak papa-lah" tapi besoknya dia datang lagi dengan dagangannya lain. "Iril , yang kemarin gue belum bayar!', katanya resepsionis di lantai 1 yg panik lantaran takut ngutang lagi... Hari ini gw beli juga soalnya ada artikel "Wanita Rentan Kena Ambeien".
Korban Iklan
"Mbak, udah coba sabun yg di TV itu nggak?" kata roomate ku. "Belum, kenapa?", gw menduga dia pasti jadi korban iklan. "Iiiih, jangan deh Mbak, mukaku jadi jerawatan." Dalam hati aku geli, kok tiap hari lihat iklan yg sama tapi nggak ngerti kalau sabun itu nggak cocok buat muka berminyak ya.
Takut Sakit Hati
Gw kadang takut mengubah cengiran Iril jadi tampang bete. Tapi kadang aku juga mesti bisa mengendalikan diri, karena dibeli sekali dia terus datang-datang lagi, jadi tumanan... Tapi setuju kan kalau banyaknya barang yg dibeli seseorang mencerminkan kesenangan pemiliknya?! Roomate ku punya 2 lemari untuk nyimpan bajunya. Kalo aku punya dua lemari untuk nyimpan bukuku. Kadang dia suka bingung dengan jumlah bajuku yg bisa dihitung dengan jari," Bajumu kok dikit banget sih". Dan waktu dia bilang," Mbak, majalah dan buku di atas mejamu dimasukin ke kardus aja ya," mungkin dia pikir buku2ku nggak sedap dipandang mata. "Nggak," gue jawab jelas2 dengan gelengan kepala, agak sakit hati, dikit. Dia memang sering beli baju, kalau aku buku. Tapi kalau ada pameran buku, kita sama-sama nggak pergi. Karena dia nggak kepengin beli buku, kalau gue takut sakit hati karena nggak bisa beli banyak buku.
Jadi Ini Salah Gue?
Mungkin kalau Iril bisa baca blog ini, dia akan bilang, "Jadi ini salah gue? Semua salah gue?!" Intinya? Pengendalian Diri... (Itu lho seperti kata Pak Zainuddin MZ)...
Waktu Iril, tukang koran/majalah langganan orang2 kantor mendatangi meja kerjaku, asli, nggak bisa deh gw nahan tawa. Karena pasalnya, dia selalu mengkondisikan supaya gw beli majalahnya. Modusnya: ditaruhnya majalah wanita di depanku, nggak peduli gw lagi pegang dokumen apa, jadinya tertariklah mata yg suntuk ini sama gambar2 di majalah yg penuh dengan pernak-pernik wanita: fashion, resep, tips2, dll. Metode ini dia pake pada setiap staf di kantorku. Cengirannya menjamin kita untuk jadi budak hutang, "Bayar besok nggak papa-lah" tapi besoknya dia datang lagi dengan dagangannya lain. "Iril , yang kemarin gue belum bayar!', katanya resepsionis di lantai 1 yg panik lantaran takut ngutang lagi... Hari ini gw beli juga soalnya ada artikel "Wanita Rentan Kena Ambeien".
Korban Iklan
"Mbak, udah coba sabun yg di TV itu nggak?" kata roomate ku. "Belum, kenapa?", gw menduga dia pasti jadi korban iklan. "Iiiih, jangan deh Mbak, mukaku jadi jerawatan." Dalam hati aku geli, kok tiap hari lihat iklan yg sama tapi nggak ngerti kalau sabun itu nggak cocok buat muka berminyak ya.
Takut Sakit Hati
Gw kadang takut mengubah cengiran Iril jadi tampang bete. Tapi kadang aku juga mesti bisa mengendalikan diri, karena dibeli sekali dia terus datang-datang lagi, jadi tumanan... Tapi setuju kan kalau banyaknya barang yg dibeli seseorang mencerminkan kesenangan pemiliknya?! Roomate ku punya 2 lemari untuk nyimpan bajunya. Kalo aku punya dua lemari untuk nyimpan bukuku. Kadang dia suka bingung dengan jumlah bajuku yg bisa dihitung dengan jari," Bajumu kok dikit banget sih". Dan waktu dia bilang," Mbak, majalah dan buku di atas mejamu dimasukin ke kardus aja ya," mungkin dia pikir buku2ku nggak sedap dipandang mata. "Nggak," gue jawab jelas2 dengan gelengan kepala, agak sakit hati, dikit. Dia memang sering beli baju, kalau aku buku. Tapi kalau ada pameran buku, kita sama-sama nggak pergi. Karena dia nggak kepengin beli buku, kalau gue takut sakit hati karena nggak bisa beli banyak buku.
Jadi Ini Salah Gue?
Mungkin kalau Iril bisa baca blog ini, dia akan bilang, "Jadi ini salah gue? Semua salah gue?!" Intinya? Pengendalian Diri... (Itu lho seperti kata Pak Zainuddin MZ)...
Komentar