Begitu buka pintu kos depan, hmmph, bau lembab di mana-mana. Pulang nyekar dari Yogya kemarin, rupanya ada banjir lokal. Seperti yang pernah kejadian sebelumnya, air selokan belakang naik dan masuk kamar gara-gara hujan deras. Roomate-ku yang malang rupanya sudah beres-beres, air sudah dibuang jauh-jauh, tapi pasir2nya masih terasa di kaki. Sisa long-march kemarin masih berbekas, ngantuk abis.
Miss Emperor cuma bilang, "Oooh, semuanya juga begitu kok, di rumah juga kebanjiran.." Masih belum ada solusi sampai 3 tahun di kos ini.
Untungnya, buku-buku sudah aman masuk container seharga 70 rebu kemarin. Pertimbangannya supaya buku2 lebih terawat nggak lembab. Risikonya saat aku beres2 berulang kali ditanyai mereka yang curiga, "Kapan mau pindah?" Siapa yang bilang mau pindah? Ditambah lagi roomate yang sudah beri ultimatum, Mbak, pokoknya abis loe merit, loe harus udah pindah, soalnya cowok aku datang dari Kendari. Biar dia bisa nginap sini." Nah lho.
Note: Foto karya F. Sundoko.
Komentar