Banyak orang tertarik akan teori bagaimana memimpin orang lain.Tapi untuk praktek memimpin diri sendiri? Salah satu kebebasan manusia yang paling tidak bisa dibatasi oleh manusia lainnya adalah berpikir. Seorang pesuruh pun masih bisa memimpin dirinya sendiri, (sedikitnya untuk memilih apakah dia mau membuat kopi dengan sendok kecil atau besar) meskipun dia tidak punya kuasa apa2 lagi atas orang lain di tempat kerjanya.
Beberapa waktu lalu saya observe kegiatan outbound untuk mahasiswa. Apa adanya, dengan kritis mereka menanggapi setiap dinamika kelompok yang ada. Dengan jujur mereka tampil apa adanya. Sebagai orang yang sudah dewasa mereka belajar mandiri (andragogi) menemukan hal-hal yang baru dari proses belajar bersama-sama: bekerja sama, lalu berefleksi, evaluasi lalu sepakat untuk memperbaiki.
Kadang Trial and Error, kadang mengulangi cara yang sama. Ada banyak cara untuk mengatasi persoalan, baik dalam kerja tim mau pun untuk diri sendiri...
Tapi ilustrasi how to behave dalam tim diberikan oleh seorang instruktur tentang apa yang terjadi dalam kelompoknya...
Seorang peserta yang over confidence, 3 kali sudah ia membalikkan kano yang ditumpangi bersama dengan temannya. Dia tidak dapat menerima saran orang lain, setidaknya untuk mengancingkan pelampung meski ia jago berenang, tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, sedikitnya untuk mendayung tanpa zig zag, hanya mempercayai kekuatan sendiri... Ini 'anda grogi'...
Satu kelompok lainnya belajar dari proses trial and error. Bagaimana menghindari error? Apakah dengan cek dan ricek? Apakah dengan meminimalisir resiko? Mereka belajar dari kesalahan, lalu jadi yang paling pertama mencapai finish... Ini andragogi...
Beberapa waktu lalu saya observe kegiatan outbound untuk mahasiswa. Apa adanya, dengan kritis mereka menanggapi setiap dinamika kelompok yang ada. Dengan jujur mereka tampil apa adanya. Sebagai orang yang sudah dewasa mereka belajar mandiri (andragogi) menemukan hal-hal yang baru dari proses belajar bersama-sama: bekerja sama, lalu berefleksi, evaluasi lalu sepakat untuk memperbaiki.
Kadang Trial and Error, kadang mengulangi cara yang sama. Ada banyak cara untuk mengatasi persoalan, baik dalam kerja tim mau pun untuk diri sendiri...
Tapi ilustrasi how to behave dalam tim diberikan oleh seorang instruktur tentang apa yang terjadi dalam kelompoknya...
Seorang peserta yang over confidence, 3 kali sudah ia membalikkan kano yang ditumpangi bersama dengan temannya. Dia tidak dapat menerima saran orang lain, setidaknya untuk mengancingkan pelampung meski ia jago berenang, tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, sedikitnya untuk mendayung tanpa zig zag, hanya mempercayai kekuatan sendiri... Ini 'anda grogi'...
Satu kelompok lainnya belajar dari proses trial and error. Bagaimana menghindari error? Apakah dengan cek dan ricek? Apakah dengan meminimalisir resiko? Mereka belajar dari kesalahan, lalu jadi yang paling pertama mencapai finish... Ini andragogi...
Komentar