Langsung ke konten utama

Cinta Itu Universal

De Gustibus Non Dispuntandum Est artinya selera tidak bisa dipaksakan. :) Jika kita memenuhi selera segmen yang luas, jualan kita laku banyak. Tapi jarang ada penjual yang memperhatikan jelas nilai manfaat jangka panjang bagi pembelinya. Saya berharap salah satu nilai lebih suatu karya adalah dengan memberi pesan agar semua orang mau saling memberi ruang yang nyaman di bumi ini untuk sama-sama didiami.

Sebagai media yang ditonton orang banyak, sebuah karya seni pertunjukan akan mendapatkan respon yang setia dari penggemarnya, kalau saja bisa terus meninggalkan kesan dan pesan yang dalam. Sebagai penggemar teater dan film, cukup beberapa saja yang saya minati untuk ditonton. Itu pun tergantung judul dan sinopsisnya :)

Beberapa kalangan menilai film Indonesia sekarang sarat dengan film horor dan roman percintaan yng kurang mendidik, atau mengadopsi budaya luar. Terakhir saya sempat diajak nonton film yang sempat mendobrak anggapan itu (kebetulan memang itu yang menginspirasi sutradaranya). Sebelumnya, saya sudah membawa prasangka tentang apa yang nanti akan saya tonton. Saya menduga bahwa produser sadar betul, bahwa peminat film ini akan laris manis tanjung kimpul. Sayangnya jika kemasan yang transparan ini menutup minat beli bagi segmen yang lain.

Awalnya, saya sempat berharap-cemas, apakah ada pesan-pesan universal yang bisa saya abadikan dalam blog atau catatan saya. Seperti yang dketahui banyak orang, karena ulah teroris (yang menamakan diri gerakan radikal kanan), kalangan tertentu pun dituduh teroris. Dan sebaliknya, mereka sentimen terhadap negara bigos :D. Dalam dialog di awal film diutarakan, umat yang baik tidak membedakan perlakuan yang baik terhadap siapa pun karena sama-sama mahkluk Tuhan. Tapi pesan itu jadi kabur pada saat ending-nya (silakan tonton sendiri filmnya atau tanya teman yang sudah nonton).

Saya berharap bahwa film ini menyampaikan pesan bahwa cinta itu universal, jadi tanpa ada yang tukar tiket :P, semua orang toh bisa mencinta dan dicinta dan sampai surga. Karena cinta itu bisa ditemukan dalam setiap iman yang otentik. Karena konflik mendasar di dunia seperti kata Putri Rania, antara moderat dan radikal. Dan saya ingin tambahkan: antara pluralis dan sektarian.

Komentar