Langsung ke konten utama

Mungil dan Centil

"Ada kuas lipstik nggak?" aku bertanya pada Mommy yang juga sedang mendandani mahluk mungil untuk pementasan drama, visualisasi homili pada Misa Anak-anak.

"Bibirmu mungil sekali," kataku mengajak klien mungilku senyum.
Selesai didandani dia bilang"Pinjem kacanya dong, Mbak".
Senyumlah dia mematut di depan cermin.

Ketika masuk ruangan tadi beberapa gadis kecil senyum2 ke arahku, dan berlomba jadi nomor satu didandani. "Aku dulu, dong"kata yang paling kecil. "OK, yang lain antri ya sayang..." kataku sambil siap2 alat. Mereka anteng sekali didandani, sangat menikmati. Duh centilnya usia dini, mereka saling membanding-bandingkan hasil riasan di wajah temannya.

"Namanya siapa?" tanyaku.
"Arum"
"Kelas berapa?"
"Tiga"
"Nanti main jadi apa?"
"Main karet"

"Namanya siapa?" tanyaku.
"Tiara"
"Kelas berapa?"
"Lima"
"Sekolah di mana?"
"SD Kejora"
"Nanti jadi apa?"
"Narator."

Bibir mungil mereka sedikit bergerak2 ketika rekaman playback diputar: operette gaya lip-sinc. Tapi mereka miskin gestur, sehingga tidak tampak yang mana bicara apa. Tapi lucu, mereka itu, khas anak-anak.

Komentar

Anonim mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.