Langsung ke konten utama

116, ke Mana Perginya?

Jam di mobile phone sudah menunjukkan Pk. 09.30 PM. Bis 116 belum kelihatan juga. Bis PPD dengan trayek UKI-Cawang, bis Mayasari trayek Pulo Gadung juga Metromini jurusan Kampung Rambutan dan Pasar Minggu, sudah beberapa kali lewat. Armada mereka lumayan banyak dibanding dengan 116 ini. Mata sudah setengah merem karena ngantuk berat. Suara kendaraan yang lewat seperti musik Il Divo atau Amy Grant, musik pengantar tidurku. Rrrrrrrt, nomor telpon Warung Buncit muncul di screen mobile phoneku, "Lagi nunggu bis di halte blok S. 116 belum lewat dari tadi" aku langsung menjawab, yakin berat kalau yang telpon itu Mas-ku. "Ya, udah aku jemput, deh."

Rrrrrt, sms dari temen di Yogya, "Met malam Inge, td misa sore dikotabru rm. set yg kotbah pinter jg cr dialek dia tp blm sempat kenaln.." Aku senyum sendirian, sekalian ajak senyum Mas-mas yang nunggu T57. Logat Jawanya kental, tadi dia tanya "Mbak, bis 57 lewat sini kan ya?" "Iya, banyak kok, tadi udah banyak yang lewat. Coba aja tunggu sebentar lagi."

Tiba-tiba ojek pribadiku sudah muncul di hadapan dan langsung pengendaranya menyodorkan helm. Sempat tadi aku telpon ke kos minta Miss Housewife kasih helm-ku ke Mas-ku. "Nunggu dari jam berapa?" "Tadi selesai misa. Nggak tahu tuh bisnya nggak lewat-lewat." Langsung aku duduk di boncengan, merapatkan blazer kantor dan pegang jaketnya, anget.

Komentar